Ayat dan hadits tentang kematian menjadi suatu hal yang wajib di pelajari oleh umat muslim baik laki – laki atau perempuan. Karena malaikat maut senantiasa menunggu kita, tidak peduli kita sudah tua atau masih muda
Atau jadikan Kematian sebagai IBROH (pelajaran yang berharga) !
Ya, nasehat atau pelajaran apa yang bisa kita ambil dari peristiwa kematian tersebut ?
Ikutilah penjelasan ringkas dan nasehat-nasehat penting berikut ini :
Kita diperintah untuk banyak mengingat-ingat kematian tersebut
Dan mengingat kematian itu sendiri, adalah ibadah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam
Dalam sebuah hadits yang shohih, dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
« أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.
“Perbanyaklah mengingat si pemutus segala kelezatan, yaitu Al-Maut (kematian).”
(HR. At-Tirmidzi, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam kitab Shohih At-Tirmidzi).
Yang dimaksud dengan mengingat kematian itu adalah : “mengetahui dan mengingat selalu, bahwa setiap kita yang saat ini masih hidup di muka bumi, pasti juga akan merasakan kematian, persis seperti apa yang saat ini di alami oleh saudara kita yang sedang meninggal saat ini”
Ya, karena setiap yang mempunyai nyawa, pasti akan merasakan mati !
Alloh ta’ala berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (٥٧)
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu akan dikembalikan.”
(QS Al-Ankabut : 57)
Alloh ta’ala juga berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (٣٥)
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai suatu fitnah/cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan.”
(QS Al-Anbiya’ : 35)
Alloh ta’ala juga berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ (١٨٥)
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Ali Imron : 185)
Melihat orang yang telah meninggal dunia (mati) di depan kita, hendaknya kita ingat, bahwa begitulah keadaan orang yang mengalami kematian !
Tubuhnya yang dulu lincah bergerak dan beraktivitas, sekarang terbujur kaku tak bisa bergerak, bahkan sebentar lagi akan menjadi bangkai yang segera akan membusuk.
Tubuh yang dulu indah, cantik mempesona, tampan memikat, dan selalu dipuja-puja orang, sekarang sudah tak lagi dibutuhkan, dan akan segera dipendam dalam tanah.
Dulu tinggal di rumah yang megah, penuh berbagai keindahan dan kemewahan, pakaian yang indah, tidur di kasur yang empuk, dan kesenangan lainnya.
Sekarang, dia akan berpindah di kamar yang sempit, beralas dan berbantal tanah, hanya dibungkus dengan lembaran-lembaran kain kafan, gelap gulita tidak ada cahaya, dan tidak ada orang lain yang menemaninya
Saat itu, terputuslah semua hubungan. Semua keluarga meninggalkannya sendirian, anak dan istri tak sudi lagi menemani, sahabat dan teman dekat pun satu per satu menjauhi.
Hanya amalannya sendiri-lah yang setia menemani, yang baiknya maupun yang buruknya. Yang kemudian, dia akan merasakan kebahagiaan atau penderitaan di alam kuburnya, Demikianlah, keadaan orang-orang yang mengalami kematian !
Kematian itu apabila telah datang, tidak bisa ditunda-tunda barang sesaat-pun, dan tidak pula bisa dipercepat
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ}
“Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun, dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34).
Alloh ta’ala juga berfirman :
{وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا}
“Dan Alloh sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang ajalnya (waktu kematiannya). Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munafiqun : 11).
Mengingat hal itu, hendaknya kita bersegera menyiapkan bekal
Tentunya, bekal kita disini bukanlah berupa harta dunia yang kita punya, bukan pula keluarga yang banyak, bukan jabatan tinggi yang kita cintai, bukan pula kemasyhuran di tengah banyak orang
Tetapi bekal yang dimaksud adalah bekal yang bermanfaat bagi kehidupan kita di alam kubur dan di alam akhirat nanti
Apa saja bekal untuk menyambut kematian
Takwa
Alloh subhanahu wa ta’ala mengingatkan kita dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Alloh, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (yakni di akhirat nanti). Dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr : 18)
Alloh ta’ala juga berfirman :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ (١٩٧)
“Berbekallah kalian, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan. Dan bertakwalah kalian kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (QS Al-Baqoroh : 197)
Amal Sholeh
Dalil lainnya, adalah hadits Anas bin Malik rodhiyallohu anhu, tentang tiga perkara yang akan menyertai mayit ketika di antar ke kuburnya, diantaranya adalah yang berupa amal-amalnya sendiri , yang baik maupun yang buruk ! (HR Imam Al-Bukhori dan Imam Muslim dalam shohihnya)
Kematian itu apabila telah datang, tidak bisa dihindari
Kematian akan tetap mendatangi kita walaupun kita lari menjauh darinya, atau bersembunyi di tempat yang kokoh / kuat !
Alloh ta’ala berfirman :
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ …(٧٨)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun kamu berada di benteng yang tinggi lagi kokoh……”(QS An-Nisa’ : 78)
Alloh ta’ala juga berfirman :
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Alloh), yang mengetahui perkara yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang dahulu telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu’ah : 8)
Hal itu menunjukkan, kematian akan terus memburu kita, dimana pun kita berada, walaupun kita berusaha menghindarinya
Karena itu, sebelum dia datang dan menjemput kita pulang, persiapkan bekal yang terbaik lagi cukup, untuk kebaikan kita di negeri yang kekal dan abadi nanti, yakni negeri akhirat
Hanya Allah Yang mengetahui kapan kematian akan datang
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
(إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ )
“Sesungguhnya Alloh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan Dia yang mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Lukman: 34).
Tentang hal ini, As-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh pernah memberi nasehat :
“Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian itu tidak ada batas waktu yang kita ketahui (yakni, tidak kita ketahui sama sekali kapan waktu kedatangannya).
Terkadang seseorang keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepada keluarganya (karena mati).
Terkadang seseorang duduk di atas kursi kantornya, dan dia tidak bisa bangun lagi (karena mati).
Terkadang seseorang tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa/dipindah dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati).
Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaik-baiknya kesempatan umur, dengan (memperbanyak) tobat kepada Allah Azza wa Jalla.
Dan sudah sepantasnya manusia selalu banyak bertobat, kembali kepada Alloh, menghadap kepada Alloh. Sehingga ketika datang ajalnya, dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.”
(lihat : Majmu’ Fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).
Ya, seseorang itu tidak tahu kapan, dimana, dan ketika sedang apa, dia itu akan mengalami kematiannya !
Kadang seseorang tidak sakit apa-apa, kematian tetap mendatanginya juga !
Kadang ketika seseorang sedang memasak, sedang berolahraga, sedang bekerja, sedang berkumpul bersama keluarga atau teman-temannya, dan dalam kondisi lainnya, kematian tetap saja menjemputnya, jika sudah tiba waktunya.
Adakalanya sedang beribadah, seperti : sedang sholat, sedang baca Al-Qur’an, sedang berpuasa sunnah, sedang menghadiri majelis pengajian, dan sebagainya, kematian tetap merenggutnya, jika sudah tiba saatnya.
Adakalanya ketika seseorang sedang berbuat suatu dosa atau maksiat (na’uudzu billaahi min dzaalik), kematian juga datang memburunya.
Ada yang meninggal dunia secara mendadak ketika sedang bermain volley ball di lapangan, dalam keadaan tidak sakit apapun
Juga baru-baru ini, ada tetangga yg masih muda, berangkat kerja ke kantor di pagi hari, di tengah jalan yang penuh keramaian kendaraan, dia terjatuh dari sepeda motor, kemudian tergilas tubuhnya oleh kendaraan truk trailer yang besar …..
Demikian juga tetangga kami yang lainnya yang masih muda usianya, yang sedang bekerja di luar pulau, kemudian mengalami kecelakaan kerja, tersambar listrik tegangan tinggi, hingga seluruh tubuhnya terbakar, lalu kembali pulang ke kampung halamannya dalam keadaan sudah tak bernyawa lagi
Dan betapa banyak pula peristiwa kematian mendadak lainnya, yang sering terjadi di hadapan kita
Maka ambillah pelajaran dari peristiwa kematian yang banyak terjadi di sekitar kita, jangan sia-siakan waktu hidup Anda, persiapkanlah bekal, sebelum semuanya terlambat dan menyesal
Dengan kita banyak mengingat kematian, maka seseorang itu akan dikatakan menjadi orang mukmin yang paling cerdas
Sebagaimana ditunjukkan dalam hadits berikut ini :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»
Dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu ‘anhuma dia berkata :
“Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya:
“Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik ?”
Beliau menjawab: “Orang yang paling baik akhlaknya.”
Orang ini bertanya lagi : “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”, Beliau menjawab : “Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya (bekalnya) setelah kematian nanti. Mereka itulah orang yang paling cerdas (berakal).”
(HR. Ibnu Majah dan dishahihkan Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam kitab beliau Shohih Ibnu Majah).
Ya, karena dengan banyak mengingat kematian, maka dia akan menjadi orang yang paling bersemangat untuk mengumpulkan dan menyiapkan bekal, untuk menghadapi hidup sesudah mati, dibandingkan orang-orang yang lalai !
Bisa membantu melapangkan dada kita, dan memberikan dorongan kepada kita untuk lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Alloh
Sebagaimana hal itu dijelaskan oleh Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam dalam hadits sebagai berikut :
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أكثروا ذكر هاذم اللذات: الموت، فإنه لم يذكره في ضيق من العيش إلا وسعه عليه، ولا ذكره في سعة إلا ضيقها”
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata : “Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Perbanyaklah mengingat si pemutus segala kelezatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan mengalami kesempitan hidup, melainkan dia (mengingat kematian itu) akan melapangkannya. Dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia (mengingat kematian itu) akan menyempitkannya.”
(HR. Ibnu HIbban dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh di dalam kitab Shohih Al-Jami’)
Artinya, ketika kita sedang mengalami kesempitan hidup, seperti kemiskinan, kesusahan, sakit, banyak mengalami musibah dan berbagai penderitaan hidup…., maka dengan mengingat-ingat kematian, maka hal itu akan dapat melapangkan hati kita, yakni meyakini bahwa semua penderitaan hidup di dunia itu semuanya akan berakhir, dan tidak ada yang kekal selamanya !
Karena semuanya akan berakhir di dunia ini saja dengan kematian yang akan kita alami !
Adapun di akhirat nanti, kita berharap untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang dijanjikan oleh Alloh ta’ala.
Sedangkan apabila kita sedang mengalami kelapangan hidup, yakni berupa kesenangan-kesenangan dunia, lalu kita mengingat kematian, maka hal itu akan menyempitkannya, yaitu bisa mencegah atau menahan diri kita dari melakukan berbagai dosa dan kemaksiatan yang diakibatkan kesenangan hidup yang kita miliki
Wallohu a’lamu bis showab !
Al-Imam Ad-Daqqaq rohimahullah (salah satu ulama salaf) pernah berkata :
“من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة، ومن نسى الموت عوجل بثلاثة: تسويف التوبة، وترك الرضا بالكفاف، والتكاسل في العبادة” تذكرة القرطبي : (ص 9)
“Siapa yang banyak mengingat kematian, maka akan dimuliakan dengan tiga hal :
1. Bersegera taubat.
2. Qona’ah-nya hati (yakni hati merasa ridho dengan pemberian Alloh, biarpun sedikit).
3. Semangat ibadah.
Dan barangsiapa yang melupakan kematian, yakni tidak mau mengingatnya, maka akan diberikan kepadanya hukuman dengan tiga hal :
1. Menunda-nunda tobat.
2. Tidak ridha dengan keadaan.
3. Malas ibadah.
(lihat : At-Tadzkiroh fi Ahwalil Mauta wa Umuril Akhiroh, karya Al-Imam Al-Qurthuby rohimahulloh).
Bahwa kehidupan kita di dunia saat ini, adalah untuk melakukan amal kebaikan, sedangkan kehidupan setelah mati nanti adalah untuk mendapatkan balasan
Sahabat Nabi yang mulia, Ali bin Tholib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata :
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ.
“Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya, dunia dan akhirat itua da anak-anaknya atau pengikutnya.
Maka jadilah kalian termasuk anak-anak akhirat, yakni orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat, dan jangan kalian menjadi menjadi anak-anak dunia yakni orang-orang yang mendambakan dunia.
Karena sesungguhnya hari ini di dunia, yang ada hanyalah untuk beramal, berbuat kebaikan / keburukan, dan tidak ada perhitungan amal pembalasan amal-amal, sedangkan besok di akhirat, yang ada hanyalah perhitungan amal, tidak ada kesempatan untuk beramal.”
Dinukil oleh Al-Imam Al-Bukhor dalam Shohih-nya).
Karena itulah, selayaknya kita bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan amalan sholih, selagi kita masih diberi kesempatan hidup di dunia ini
Jangan sampai kita menyesal di akhirat nanti, lalu ingin kembali ke dunia lagi untuk melakukan amalan sholih
Tentu, hal yang seperti ini adalah terlambat dan sia-sia saja
Alloh ta’ala berfirman :
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)
“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:
“Wahai Robb-ku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat amal shalih yang dulu telah aku tinggalkan.”
Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzah (dinding yang membatasi anatara kehidupan di alam kubur dan di alam dunia) sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun : 99 -100)
Demikianlah beberapa nasehat dan pelajaran, yang bisa kita peroleh dari peristiwa kematian yang ada di sekitar kita. Dan sebenarnya, masih banyak lagi yang lainnya.
Semoga yang sedikit ini bisa menjadi nasehat dan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi kita semuanya
Sumber : Akhukum fillah, Ust. Abu Abdirrohman Yoyok